New York - Penegak hukum dari Amerika Serikat mengungkap bahwa sejumlah pejabat FIFA telah menerima suap dengan total ratusan juta dolar AS, selama lebih dari 20 tahun yang berorientasi pada pengalokasikan turnamen dan pengaturan proses pemilihan.
Sehubungan dengan kasus tersebut, sebagaimana dilaporkan BBC, jaksa penuntut menyatakan bahwa mereka telah menemukan lusinan skema, termasuk di antaranya terkait dengan ditunjuknya Afrika Selatan menghajat Piala Dunia 2010 lalu.
Tujuh dari 14 pejabat FIFA, yang didakwa, telah ditangkap di Swiss pada hari Rabu (27/5/2015) pagi waktu setempat. Penangkapan terjadi menjelang Kongres dan agenda Pemilihan Presiden FIFA pada hari Jumat (29/5).
"Ini benar-benar merupakan Piala Dunia kecurangan dan hari ini kami memberikan FIFA kartu merah," kata Richard Webber dari Dinas Urusan Pajak AS (IRS).
Jaksa Agung AS Loretta Lynch menjelaskan bahwa dari penyelidikan sejauh ini sejumlah pejabat teras FIFA dituduh menerima suap. Korupsi tersebut diperkirakan berlangsung dalam periode 24 tahun dan memiliki total lebih dari 150 juta dolar AS.
"(Mereka) Sudah menggunakan posisinya untuk meminta suap. Mereka melakukan ini berulang kali, tahun demi tahun, turnamen demi turnamen. Mereka telah merusak bisnis sepakbola secara global demi kepentingannya dan memperkaya diri sendiri," sebut Lynch.
Salah satu yang mendapat dakwaan dalam kasus ini adalah mantan wakil presiden FIFA Jack Warner. Ia dituding mendapat suap sebesar 10 juta dolar AS dari pemerintah Afsel untuk Piala Dunia 2010.
Sementara itu Swiss juga telah membuka penyelidikan terpisah terhadap proses bidding Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar. Kepolisian Swiss mengatakan mereka bakal mengajukan pertanyaan kepada 10 anggota Exco yang berpartisipasi dalam proses voting itu.
"(Ini) Awal, bukan akhir, dari investigasi," ujar Plt Jaksa AS Kelly Currie.
0 Response to "Piala Dunia Kecurangan dan Kartu Merah untuk FIFA"
Posting Komentar