BlackBerry Ingin Rajai Enterprise dengan BES 12


Jakarta - BlackBerry memang masih menjadikan device sebagai salah satu dari empat fokus utamanya. Namun perusahaan asal Kanada itu ingin kembali ke trahnya sebagai raja di bisnis enterprise.

Sejak awal berkiprah, fokus utama perusahaan yang dulunya bernama Research In Motion (RIM) itu memang di pasar korporat. Menyediakan solusi untuk mempermudah bisnis perusahaan.

Namun seiring berjalannya waktu, BlackBerry tergoda untuk terjun ke segmen retail. Percobaan itu sempat sukses besar, namun sayangnya tak bertahan lama sejak hadirnya Android dan iOS. 

Kepopuleran BlackBerry pun memudar di bisnis device. Apalagi sejak melepas fitur andalan BlackBerry Messenger (BBM) ke platform kompetitornya‎. Nilai jual handset BlackBerry pun terjun bebas.

‎Satu-satunya bisnis BlackBerry yang masih tak tergoyahkan hanya di segmen enterprise. Layanannya masih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Salah satunya karena faktor keamanan yang ditawarkan.

Sejak Jhon Chen diangkat sebagai CEO BlackBerry, fokus utamanya memang ingin membawa perusahaan tersebut lebih menjual jasa di segmen enterprise. Chen memang dipilih karena sebelumnya dia sukses memimpin perusahaan lamanya di bisnis enterprise.

Pergantian pucuk pimpinan itu pun menular ke Indonesia. Sofran Irchamni yang baru tiga bulan terakhir ini diangkat sebagai Managing Director BlackBerry Indonesia pun, sebelumnya juga lama menggeluti bisnis enterprise.


"Sebelum saya dipercaya untuk memimpin BlackBerry di Indonesia, saya sempat di Oracle dan HP (Hewlett-Packard). Basic saya memang orang enterprise," ujarnya dalam perkenalan dengan media di Hotel Intercontinental, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Maka dari itu bukan sesuatu yang mengejutkan bila kini BlackBerry Enterprise Service (BES) menjadi salah satu andalan vendor tersebut untuk berjualan. Apalagi sejak BlackBerry meluncurkan BES 12 akhir tahun lalu.

"Dulu BES 5 hanya bisa berjalan untuk pengguna device BlackBerry saja, kini makin berkembang sampai saat ini sudah BES12 yang bisa multiplatform di semua perangkat iOS dan Android," kata Sofran.

Karena menyasar perusahaan tentu saja perlakuan yang diberikan di BES ini berbeda dengan sistem operasi BlackBerry di kalangan konsumen. Kuncinya ada di satu perangkat dengan dua 'kamar' yang mereka sebut 'container'.

Jadi pengguna BES 12 bisa memisahkan untuk kepentingan pribadi dengan kepentingan pekerjaan, hanya dengan melakukan switch dalam satu device saja.

"Ketika masuk ke mode BES untuk pekerjaan maka semua email hingga aplikasi yang terinstal dienkripsi jadi sangat aman. Pemilik perusahaan pun dapat memantau dan melakukan tindakan apabila BlackBerry milik salah satu karyawan hilang," katanya.

Cara kerjanya cukup sederhana dengan perlindungan keamanan yang dijamin tentu saja. Sofran mengatakan, pengguna BES akan masuk ke server yang mampu menampung sekitar 25 ribu user yang kemudian dapat dikontrol oleh satu monitor terpusat.




"Keamanan menjadi kunci kamu melakukan transformasi dari berjualan device ke non-device. BES dapat berjalan di semua platform dan tentu saja kami terkenal karena keamanannya," tekannya.

Masalah keamanan ini harus diakui jadi salah satu kunci sukses BlackBerry. "Pasalnya, hanya BlackBerry yang mendapat approval dari Department of Defense Amerika Serikat dan Jerman. Buktinya, Barrack Obama dan Angela Merkel saja cuma mau pakai BlackBerry," tegas Sofran.

Bahkan, saking diakuinya keamanan di BlackBerry, Samsung pun rela menggandengnya sebagai penyedia solusi enterprise untuk Samsung Knox. "Kami dengan Samsung menggunakan skema bisnis bagi hasil," ungkapnya.

Soal harga, boleh dikatakan BES 12 datang dengan penawaran harga yang bersaing. Dia menyebut USD 125 per device untuk seumur hidup dan USD 70 per device selama setahun.

"Selama ini kontribusi device memang masih paling besar bagi kami. Device 90% dan enterprise 10%. Namun perlahan kami akan shifting sejak memutuskan untuk fokus di enterprise," pungkas Sofran.

0 Response to "BlackBerry Ingin Rajai Enterprise dengan BES 12"

Posting Komentar

Terpopuler